• Kategori

  • Arsip

hampa

hampa kosong…

sendu mendayu biru..

juSt it

28 okt 2008

teringat waktu itu…

rintik air hujan membasahi..

dingin…

antara solo dan jogja…

ingin rasanya mengulang…

indahnya persahabatan itu

semoga tidak pernah lepas…

semua yang ada

kini tinggal cerita Baca lebih lanjut

D. Budaya yang berpengaruh terhadap gender

Pada masa lalu hingga kini, perbedaan peran yang terjadi menimbulkan ketidakadilan bagi perempuan. Hal ini merupakan akibat dari konstruksi sosial dan budaya yang terbangun dari budaya patriarki dalam masyarakat kita. Perbedaan gender sesungguhnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender inequalities). Namun yang menjadi persoalan, ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, terutama terhadap kaum perempuan. Ketidakadilan gender, bagi kaum perempuan menjadi korban dari sistem.
Perbedaan perlakuan atau anggapan terhadap perempuan dalam aspek budaya antara lain :
1.      Anggapan terhadap perempuan mengenai ketidakpantasan menjadi pemimpin.
2.      Perempuan lebih banyak dituntut untuk setia.
3.      Perempuan sering menghadapi dilema antara memilih peningkatan prestasi diri sendiri dengan kepentingan keluarga.
4.      Perempuan merasa kurang percaya diri bila tidak mencantumkan nama suami di belakang nama sendiri.
5.      Perempuan yang mendapat peluang pemimpin, masih belum bisa melepaskan diri dari kendala suami.
6.      Budaya melamar dengan hantaran dan mas kawin yang mahal sehingga dapat menimbulkan persepsi adanya jual beli perempuan (adat tertentu).

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER

mw prktek ngajar kespro

mw prktek ngajar kespro

Gender bukanlah kodrat ataupun ketentuan Tuhan. Oleh karena itu gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai yang terstruktur, ketentuan sosial dan budaya ditempat mereka berada. Dengan demikian gender dapat dikatakan pembedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk/dikonstruksi oleh sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.

Seks lebih mengarah pada anatomi tubuh beserta fungsi pokok yang menyertainya. Sedangkan gender lebih pada konstruksi fikir­­, kemudian menjadi pranata sosial, atas fungsi, peran, hak, dan tanggungjawab manusia laki-laki dan perempuan. Laki-laki tidak mungkin melahirkan dan menyusui. Tetapi laki-laki mungkin untuk mencuci baju dan nge-mong anak. Begitulah kira-kira secara sederhananya. Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Lingkupan. Seksualitas adalah suatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan hubungan fisik seksual. Kondisi Seksualitas yang sehat juga menunjukkan gambaran kualitas kehidupan manusia, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab dan intim yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam, dapat berupa pengalaman, penerimaan dan ekspresi diri manusia.

hubungan antara status gravida dengan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I

Hubungan antara status gravida dengan emesis gravidarum

Kejadian mual dan muntah dalam kehamilan (emesis gravidarum) sangat berkaitan dengan kehamilan ganda, kejadian hiperemesis pada kehamilan sebelumnya, nuliparitas dan kelainan kongenital (Progestian P, 2002).

Mual muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multigravida (Wiknjosastro, 2005 dan Progestian P, 2002).

Faktor psikologis dan aspek emosi memegang kendali pada kejadian emesis gravidarum pada graviditas yang berbeda (Rusdhy A, 2003). Hal itu bisa dijelaskan sebagai berikut. Setiap orang memiliki  respons yang berbeda terhadap diagnosis kehamilan. Bagi sebagian wanita mungkin timbul perasaan gembira yang sangat dengan kehamilan yang sudah direncanakan, tetapi bagi sebagian lainnya yang belum siap, kehamilan dapat menjadi peristiwa yang mengejutkan dan bahkan menimbulkan keputusasaan  karena mendengar berita tersebut dan membayangkan masalah sosial serta finansial yang harus ditanggungnya. Dengan adanya respon yang berbeda tersebut akan memunculkan masalah dan ketidaknyamanan umum pada kehamilan yaitu emesis gravidarum. Faktor psikologis pada ibu hamil akan berbeda seiring dengan frekuensi bayi yang dikandung. Pada ibu yang sudah memiliki anak sebelumnya, pengalaman tentang kehamilan akan menjadi sangat berharga. Kehamilan keduanya ini mungkin tidak banyak mengandung simpati, perhatian dan nasihat sehingga ibu bisa lebih menikmati kehamilannya. Sementara ibu dengan kehamilan pertama memiliki respon dan asumsi tertentu yang diciptakan oleh ibu lain yang sudah memiliki pengalaman dalam kehamilan  sekundi ataupun multigravida dianggap berpengalaman, bertindak professional dalam kehamilan, menangani anak-anaknya dan tidak akan membiarkan perubahan-perubahan serta ketidaknyamanan kehamilan mengganggu konsentrasi dan kehidupannya (Farrer, 2001).

 

 
d’nia
d'nia

ketika semua harus berakhir

rancangan waktu yang telah tertata apik kadang bisa
membuat kita tidak berhenti berfikir
betapa besarnya kuasa Allah
Segala yang kita hadapi memang sudah digariskan
Kita hanya bisa menerima dengan sabar, tulus dan ikhlas.
Ada awal juga ada akhir..
tetapi kenapa sangat sulit untuk bisa memahami segala kepahitan?
akankah roda hidup bisa menggantikan segala hal yang sulit kita dapat menjadi begitu takluk pada keinginan kita?

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!